About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain

MEMBACA


Entah, sudah berapa banayak duit yang saya keluarkan untuk menyalurkan hobi membaca dan mengoleksi buku. Dari mulai fisafat, seni, majalah sampai buku murah yang dijual di atas bis. Kalau pergi ke toko buku, maka mata saya langsung ijo. Rasanya waktu 3 jam tidak cukup hanya untuk memilih 1 buku saja. Kenapa cuma 1?, karena memng harga buku masih mahal. Jadi harus benar-benar berguna buku yang akan saya beli.
Jika seringkali tidak mendapatkan tempat di kamar hanya untuk sekedar tidur, itu bukan berati karena kamar saya kecil, tetapi lebih karena banyaknya buku yang menumpuk. Jika dihitung mungkin sudah ada jutaan judul yang dibaca, Dan ada 1000an judul yang dikoleksi.
Dulu, sewaktu masih kecil orang tua berlangganan majalah Bobo (yang sebenarnya ekonomi orang tua saya pas-pasan). Hanya karena ingin anaknya rajin membaca yang bermutu. Tetapi untuk membeli komik orang tua akan marah, untuk membacanya pun sangat dilarang. Karena itu sampai sekarang saya tidak suka komik. Selain karena isinya rata-rata tentang kekerasan, komik-komik tersebut tidak menarik lagi untuk dibaca di lain waktu. Sudah off the date. Istilahnya menggunakan uang sebaik dan seefektif mungkin.
Jika pada waktu kuliah dahulu, untuk 1 bulan bisa membeli 3-4 judul buku. Maka, sekarang hanya membeli jika membutuhkan. Gaji kecil saya, hanya cukup untuk kegiatan operasional sehari hari plus tabungan Rp.200.00 per bulan. Jauh dibandingkan uang saku kuliah dulu yang mencapai Rp.1,5 juta per bulan.
Jika bangsa indonesia di cap sebagai bangsa yang tidak suka membaca itu salah. Buktinya banyak rental-rental buku yang laris manis bak kacang. Contohnya, rental-rental di sekitar kampus Brawijaya tumbuh subur dan semakin berlipat koleksinya. Hampir tiap hari saya melihat antrean mahasiswa yang pinjam komik. Hanya perlu dikoreksi, para orang muda indonesia membaca apa?. Bermanfaat kagak?
Jika kita ingin meningkatkan minat baca, maka murahkanlah harga buku. Bukan hanya komik yang diobral 10 ribu dapat 3 (di Gramedia ada loh!). Buku sebagai sarana transfer pemikiran, teknologi dan budaya memang menjadi satu-satunya sarana yang tak akan lekang dimakan waktu, sejauh belum lapuk atau hilang. Betapa sedihnya hati kita, karena buku koleksi kita banyak yang hilang hanya karena teman-teman meminjam tetapi lupa mengembalikan.
Jika sekarang jarang membeli buku, bukan berati urusan baca-membaca harus juga berhenti. Untungnya di Jawa Pos yang notabene memang jualan berita tersedia koran untuk dibaca. Selain itu, terima kasih kepada manajemen yang telah menyediakan internet, walau hanya bisa mengggunakan pada waktu longgar. Seringkali, tak cukup hanya di kantor. Setiap sabtu malam minggu, saya sempatkan minimal 3 jam ke Warnet untuk duduk di depan internet. Karena besoknya hari libur, sehingga takkan akan ada tanggungan jika harus sampai bergadang sampai subuh. Dan pula mendapatkan privasi yang lebih, dan perasaan bebas karena tidak mengganggu pekerjaan di kantor.
Sekarang yang menjadi masalah, banyak orang yang merasa sudah pintar hanya dengan membaca. Banyak yang pintar ngomong hanya karena membaca. Karena saya sangat benci orang yang bicara kosong, tak bermutu. Memang bukan tipikal saya untuk banyak bicara sebelum benar-benar tahu apa yang terjadi, dan tahu ada apa di balik semua ilmu yang saya peroleh dari buku.
Karena ilmu dari pengalaman yang didapatkan langsung akan lebih bagus dibagikan daripada hanya sekedar ilmu yang didapat dari buku.

2 komentar:

noki afandi said...

mas klau buku ya ada yg ga di pake noki menerima dengan tangan terbuka

Mukhtarom Ali said...

Boleh ajah.. Tapi yang dahulu-dahulu dah aku kasih ke adik kelas, terutama diktat kuliah.