About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain

LULUS

Waktu sholat jum'at kemarin khotib membahas masalah moral pemuda-pemudi,
terutama anak SMU yang baru lulus yang meluapkan kegembiraan dengan berpelukan antara laki dengan perempuan...
Eh, setelah saya ke kantor dan membaca koran muatan lokal (Radar Malang) ternyata jadi cover!...
Emang seh kerja di sebuah harian media masssa tapi saya memang sudah terlalu sibuk dengan banyak urusan sampe lupa baca koran yang notabene “silakan ambil dan bawa”...
Diluar masalah saya lupa baca koran...
Saya jadi teringat-ingat waktu saya SMU dulu... (nostalgia nih..)
Saya tiap hari berangkat ngebut kaya Mick Doohan (belum jamannya Rossi),
dengan helm balap (Full face) dan motor yang lumayan enak larinya, gak mikir ntar jika jatuh gimana yang penting ngebut...
saya berfikir, kok jadi lebih parah dari saya adik-adik SMU kita??? Apa sih kok gak nyambung ya???
Dulu aja..... Duduk sebangku dengan cewek cantik groginya aaammmmpuuuunnnnnn.....
apalagi ampe ngrekam adegan yang gak layak kayak anak muda sekarang...
Welll, toh saya dulu juga pernah bolos, Colut (keluar sekolah waktu istirahat dan baru kmbali waktu bel
Apakah mereka adek-adek SMU itu tidak mikir...(dibalik Euforia sekejap itu yang merugikan tentunya)
Bahwa sehabis ini mereka harus berjuang lagi untuk bisa masuk perguruan tinggi...yang katanya sulit seh.. (sayang banget saya tidak pernah merasakan UMPTN/SPMB, jadi tidak bisa cerita..)
Bukankah lebih baik mereka pesta makan saja daripada buta beli cat pylox/semprot, beli bensin tuk konvoi..
Toh makan itu kan salah satu nikmat syurga yang diturunkan ke bumi...
Toh uang mereka itu didapat dari orang tua yang tiap hari banting tulang, peras keringat hanya agar kita lebih pintar dan baik daripada mereka
Apa mereka tidak kasihan?
Saya juga sempat pusing, apakah nanti adik saya yang SMU nakal seperti mereka??
Alhamdulillah nakalnya masih wajar dan alhamdulihlah lagi sudah diterima lewat jalur PMDK..Amin ya Allah...
Apakah sudah sedemikian beratkah “ujian” (UNAS) menurut mereka ditengah “ujian jaman” yang serba harus hebat???
Apakah mental berjuang muda-mudi kita sudah tidak lagi seperti semangat pemuda kita di jaman penjajahan dahulu...
Mana sumpah pemuda mu wahai pemuda masa kini???
Malang 17 Juni 2007

0 komentar: