About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain

Mari Perangi para Perusak Pohon!!

Setelah sempat vakum beberapa bulan. Rembug Kampung Malang Ijo Royo-royo IV kembali diadakan dengan format yang berbeda. Kali ini sebagai gong atau puncak acara MIRR IV, diadakan Rembug Kampung Bareng di depan Balaikota Malang pada tanggal 15 Januari 2007, pukul 19.00. Rembug Kampung tersebut disetting dengan tema Malangan tempo dulu. Dari mulai setting panggung yang dilengkapi warung ijo royo-royo, yang menyajikan jamu gendong, musik campursari Mustiko Laras dari Junrejo Batu, sampai dengan makanan khas tahu tek/ tahu lontong, tahu campur, putu, soto, sego jagung, bakso malang sampai angsle.
Hadir sejumlah pejabat pemkot Malang, seperti Walikota Malang Drs. Peni Suparto, M.AP. sampai dengan wakil dari Legislatif dan Yudikatif kota Malang. Tidak lupa hadir lurah sekota Malang, juga perwakilan dari 22 RW yang telah disambangi oleh tim Rembug Kampung.
Malam itu, selain acara rembugan sebagai upaya mencari solusi atas semua permasalahan yang terjadi di kota Malang, juga diumumkan para pemenang lomba lingkungan hijau. Disertai pula penyerahan piagam penghargaan sebagai ucapan terima kasih Pemkot Malang atas suksesnya MIRR kepada pihak Sponsorship.
Masalah pembangunan masih mengemuka, disusul dengan adanya banjir di sektor barat kota Malang yang meliputi daerah Sumbersari, Gajayana, Galunggung dan Dinoyo. Di akhir acara Walikota didaulat untuk meneriakkan yel-yel untuk memerangi para perusak pohon. Terutama di jalur-jalur utama kota Malang yang marak akhir-akhir ini.
Rembug Kampung, sebagai sarana efektif bagi rakyat untuk menyalurkan aspirasinya terhadap eksekutif dinilai berhasil. Contohnya, pada pembangunan fly over Arjosari, masyarakat bisa diajak untuk memahami pentingnya pembangunan tersebut, yang pada awalnya banyak ditentang warga sekitar. Juga adanya realisasi pembangunan fisik gorong-gorong, pagar makam dan radio lokal bagi karang taruna di RW.5 kelurahan Karang Besuki.
Di Rembug Kampung Bareng, yang rencana awalnya disetting, untuk dipaksakan diadakan (karena dana untuk Pemilihan Putri Lingkungan Hijau tidak mencukupi) akhirnya berhasil dilalui dan diselesaikan, walau hanya tersedia waktu 1 minggu untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
Semoga, pembangunan di kota Malang, sejalan dan selaras dengan keinginan semua pihak, terutama warga Malang yang merasakan langsung pembangunan tersebut.

0 komentar: