About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain

FULL GADGET DI KANTONG SAYA

“Ada surat cinta buat Mas Tarom.” kata Pak Nanang (security Radar Malang).
Surat cinta?, surat cinta apaan, pikir saya dalam hati. Oalah, billing dari Indosat.
Baru ingat, bahwa saya masih belum mengembalikan Starter Pack Kartu Perdana Star One
Paska Bayar. Dulu rencananya ingin mencoba barang sebulan. Tetapi setelah dipikir-pikir, saya putuskan untuk tidak menggunakannya sama sekali.

Betapa tidak, tiap hari di tubuh menempel 3 ponsel, itupun masih ada kamera pocket
yang juga bergelantungan di leather case. 2 Ponsel GSM untuk IM3 dan Simpati, dan 1 CDMA untuk Flexy. Untuk menghidupi ketiga ponsel itu, harus ada pengeluaran ekstra,
tapi masih bisa dibilang hemat.

IM3, karena memang temen-temen saya banyak yang masih berjiwa muda.
Selain nomor ini sudah dipakai lama sekali. Jika dihitung, tiap hari menyapa puluhan
contacs/teman bernomor Indosat via sms, tak akan membuat pulsa tekor.
Lagipula itu adalah nomor yang banyak diketahui oleh orang-orang.

Karena kadang-kadang saya butuh komunikasi verbal ketika keluar kota.
Simpati adalah pilihan tepat dan murah untuk ngobrol. Selain karena Flexy “parah”
tak bisa di Combo!. Nomor ini berjasa melindungi dari gangguan dari kantor,
atau penelepon tak diinginkan ketika ingin menyepi.
Otomatis yang tahu hanya sahabat dekat saja.

Flexy dipakai karena memang paling murah untuk komunikasi di dalam kota,
selama signal masih menjangkau. Dan cukup sekitar Rp.20,000,- per bulan untuk pulsa,
itu sudah mampu membantu komunikasi dengan rumah, relasi kantor dan teman-teman.
Dan, ketika bulan ini harus sering mengontak calon istri yang pakai XL, muncul
kembali berkeinginan untuk menambah koleksi ponsel.

Jujur saja... saya jadi maniak gini karena tarif interkoneksi antar operator
masih terlalu mahal (untuk ukuran kantong anak kost). Gencarnya promo
tarif Rp.1 / Detik, Tarif Rp. 0,- (freetalk), hanya berlaku untuk pelanggan
sesama operator. Provider masih mengejar keuntungan dengan cara menggaet
sebesar mungkin konsumen, bukan bagaimana “mengeruk” sebesar mungkin
pulsa konsumen yang telah ada, dengan fitur-fitur yang diperlukan.

Toh juga gak ada salahnya gonta-ganti nomor, selama kita registrasi
dengan valid dan ada 1 nomor utama yang selalu aktif, bila mendadak ada saudara/ teman lama yang jarang berkomunikasi menghubungi. Sapa tahu ada berita penting.



Koleksi HP Orang Serumah (belum Semua).

0 komentar: