“Selamat pagi, Radar Malang ada yang bisa saya bantu?”
“Mas, koran saya jam segini kok belum diantar ya?”
“Boleh tau no. pelanggannya ibu?”
“wah saya gak tau tuh!”
“Dari kuitansi resmi kami bu.”
“kuitansi resmi??.. saya taunya cuma nerima taip hari dan membayar tiap bulan, itu saja.”
Capek deh...tapi demi kepuasan pelanggan tetap saja saya catat nama, alamat dan no. telp yang bisa dihubungi.
Tik..tik.. enter..masukkan nama.. NIHIL!!
Tik...tik..enter masukkan alamat...NIHIL!!
Kenapa sih orang tak mau bersusah payah sedikit saja untuk tertib.
Toh, jika dipikir itukan gratis (di tempat saya kerja).
Dan tentunya jika ada masalah seperti ini, cepat diatasi.
Sudah 1 bulan lebih saya mulai dari NOL, menata kembali database pelanggan. Karena data terbaru yang diupdate adalah tahun 2003 an. Mungkin tiap hari ditambah, tetapi dengan seiring waktu, yang sudah tidak lagi berlangganan, pindah alamat, pindah agen, atau bahkan data fiktif yang diberikan makin menumpuk. Masak oplah 100, pelanggannya200. Malah ada yang oplah cuma 800, eh kuitansi pelanggannya 1600!!!!. Bagaimana hemat tuh kertas!!!!
Kerjasama dan keterbukaan, dan terutama “kesadaran” para costumer kita masih sangat lemah. Untuk tertib administrasi saja kita sering cari jalan pintas, karena memang tak semuanya efektif dan masih terlalu berbelit sehingga bisa memunculkan korupsi. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan swasta sudah melakukan tertib administrasi, itupun juga sudah didukung kecepatan dan kenyamanan bagi anda. Semisal saja registrasi kartu prabayar anda.
Tertib administrasi bisa saja dimulai dengan menyimpan struk semua pengeluaran anda, cukup yang besar-besar (diatas Rp.20.000,-), kemudian anda lihat lagi akhir bulan. Itu bisa membuat anda sadar apa yang telah anda lakukan selama 1 bulan kebelakang dan bisa merencanakan pengeluaran bulan berikutnya.
“wah agen saya gak pernah memberi kuitansi resmi tuh, gimana ya?”
“Mas, koran saya jam segini kok belum diantar ya?”
“Boleh tau no. pelanggannya ibu?”
“wah saya gak tau tuh!”
“Dari kuitansi resmi kami bu.”
“kuitansi resmi??.. saya taunya cuma nerima taip hari dan membayar tiap bulan, itu saja.”
Capek deh...tapi demi kepuasan pelanggan tetap saja saya catat nama, alamat dan no. telp yang bisa dihubungi.
Tik..tik.. enter..masukkan nama.. NIHIL!!
Tik...tik..enter masukkan alamat...NIHIL!!
Kenapa sih orang tak mau bersusah payah sedikit saja untuk tertib.
Toh, jika dipikir itukan gratis (di tempat saya kerja).
Dan tentunya jika ada masalah seperti ini, cepat diatasi.
Sudah 1 bulan lebih saya mulai dari NOL, menata kembali database pelanggan. Karena data terbaru yang diupdate adalah tahun 2003 an. Mungkin tiap hari ditambah, tetapi dengan seiring waktu, yang sudah tidak lagi berlangganan, pindah alamat, pindah agen, atau bahkan data fiktif yang diberikan makin menumpuk. Masak oplah 100, pelanggannya200. Malah ada yang oplah cuma 800, eh kuitansi pelanggannya 1600!!!!. Bagaimana hemat tuh kertas!!!!
Kerjasama dan keterbukaan, dan terutama “kesadaran” para costumer kita masih sangat lemah. Untuk tertib administrasi saja kita sering cari jalan pintas, karena memang tak semuanya efektif dan masih terlalu berbelit sehingga bisa memunculkan korupsi. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan swasta sudah melakukan tertib administrasi, itupun juga sudah didukung kecepatan dan kenyamanan bagi anda. Semisal saja registrasi kartu prabayar anda.
Tertib administrasi bisa saja dimulai dengan menyimpan struk semua pengeluaran anda, cukup yang besar-besar (diatas Rp.20.000,-), kemudian anda lihat lagi akhir bulan. Itu bisa membuat anda sadar apa yang telah anda lakukan selama 1 bulan kebelakang dan bisa merencanakan pengeluaran bulan berikutnya.
“wah agen saya gak pernah memberi kuitansi resmi tuh, gimana ya?”
Capek deh.....
0 komentar:
Post a Comment