About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain

Geng Motor di Malang (sebuah Fenomena sosial #2)

Sekembali dari Rockphobia. Di kota Malang, semalam itu, (pukul 12 tengah malam) masih bisa dilihat berjajar-jajar Klub Motor dan Mobil. Dari mulai Mio; Shogun, baik Sam atau bukan; Tiger original pabrik, Modif Sport dan semi Enduro (trail); Mega Pro, Vespa!!!!, Mobil Civic-cielo ; Kijang, bahkan masih banyak yang laen (sayang gak ada Klub Prima), menjadi suatu keasyikan tersendiri bila anda menyusur jalan-jalan protokol di sepanjang jalan Ijen, Alun-alun dan Balai kota Malang. Biasanya klub-klub tersebut akan memarkir kendaraan mereka dan berkumpul berkelompok sesuai dengan tipe motornya tiap malam minggu. Walau mungkin anda juga bisa melihat hal serupa di sekitar alun-alun Batu, namun tak seramai di kota Malang tersebut.

Berbagai macam komunitas berkumpul, berjajar secara apik. Sesekali ada konvoi simpatik dari komunitas Mio yang penuh lampu flash berwarna-warni. Vespa-vespa antik, Vespa yang aneh-aneh modifikasinya (setir kanan tinggi, setir kiri pendek) dan dari NIC'S (Ninja'e arek Malang) yang menarik untuk dilihat sembari menikmati kopi di warung sekitar.

Bukan berarti, tak ada gading yang tak Retak. Kegiatan konvoi dari klub tak bernama, yang terdiri dari “Motor Tiger dan Megapro”, sangat membuat hati menjadi jengkel. Dengan menyalakan sirine, mengacung-acungkan senter flash ala Polisi, ditambah dengan kecepatan diatas 60 Km/jam, bahkan tak segan mereka akan memepet kendaraan anda agar berhenti dan memberikan jalan. Apakah ini yang namanya kebrutalan Geng Motor?.

Jika dibiarkan, kenekatan dan ke'egoisan mereka menggunakan sarana jalan umum milik warga, akan berubah menjadi tindakan yang lebih anarkis. Malah sifat ugal-ugalan tersebut akan diikuti oleh klub motor lain. Walau malam itu, saya juga melihat secara langsung kelihaian dari ketua Geng Motor (maaf, kita menyebut Tim Sabhara Polresta Malang demikian), dan juga kelihaian dari BSC (Brantas Street Crime) yang tanggap atas kejahatan di jalan (menilang motor maksudnya...Peace). Kita tidak berharap anarkisme klub Briges (Brigade Seven) di Bandung menular ke klub-klub motor di Kota Malang yang tertib ini.

Semoga Tim Sabhara dan BSC tak hanya tanggap bila ada pelanggar lalin dari pihak umum dan diam jika ada klub yang bertindak tidak simpatik.

Semoga.

0 komentar: