About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain

Anugerah Hijau 2008

10 Agustus 2008 adalah malam yang tak disangka bagi Warga kota Malang.
RW 1 Kelurahan Purwantoro, Blimbing berhasil meraih juara pertama Anugerah Hijau Kotaku Hijau 2008.

Sejak tahun 2005 Sampoerna-Pemkot Malang-Radar Malang ,bahu membahu melaksanakan
Program Malang Ijo Royo-royo, yang berarti tahun ini menginjak tahun ke 4.
Berawal dari keinginan bersama untuk lebih menghijaukan Indonesia, khususnya di beberapa kota. Sampoerna melalui Sampoerna hijau dan JPNN (jawa Pos news network) saling bekerjasama untuk mensukseskan Program Kotaku Hijau.
(berbagai kegiatan Kotaku Hijau sejak tahun 2004) (pic :mukhtarom/radar Malang)

Kotaku hijau sedikit demi sedikit berhasil mengembalikan keasrian lingkungan yang tergerus
arus pembangunan. Arus yang mengutamakan betonisasi dan pengurangan lahan hijau tersbut,
membuat, khususnya kota Malang tak sedingin dulu lagi.

Setelah 4 tahun, mulai nampak dari semangat perubahan hijau tersebut.
Semoga terpilihnya kota malang menjadi juara 1 Anugerah hijau Kotaku Hijau,
bsa mengetuk Pemerintah Malang yang saat ini masih getol mengurangi kawasan terbuka hijaunya, akibat desakan pembangunan dan kebijakan walikota terdahulu yang sekarang terpilih kembali pada pilwali 23 Juli kemarin.

Selamat, tanpa partisipati aktif warga kota Malang, Program Kami tidak akan berarti apa-apa.

Jadi Loper koran. Gini loh itungannya.

(Wewe, yang tiap hari membantu tugas saya)

Hari ini, 30 juli 2008, Wakil Presiden Jusuf kalla membuka acara dalam memperingati hari Loper
di Ancol. Para Loper berkumpul dan menikmati liburan secara gratis.
Loper, yang di dalam berita liputan SCTV digambarkan sebagai orang yang menjajakan koran di
perempatan atau di jalan-jalan, sebenarnya kurang pas bagi kita pelaku media massa koran.

Loper dalam istilah kami, adalah orang yang membantu penerbit mengantarkan koran sampai ke pelanggan, Pelanggan yang tercatat dan membayar biaya abonemen/ langganan rutin tiap bulannya. Bila pelanggan membeli secara eceran, di perempatan jalan atau di suatu tempat, tiap hari secara langsung maka kami tidak bisa menyebut anda sebagai pelanggan, tetapi sebagai Costumer atau pembeli. Walau secara general arti costumer dan pelanggan sama,sesungguhnya itu sangat berbeda sekali bagi kami.

Orang yang membantu menjualkan koran diluar pelanggan abonemen, kami istilahkan sebagai Striker (bukan pemain bola loh) atau asongan. Pembedaan nama tersebut hanya untuk memudahkan tugas kami sehari-hari.

Pekerjaan sebagai loper (tanda kutip striker) tidak bisa dipandang sbelah mata, baik bagi penerbit ataupun bagi pelanggan. Di tangan merekalah letak kekuatan utama mesin penjualan koran atau media lain (media kertas).
Oleh karena itu setiap penerbit selalu berlomba untuk memanjakan mereka, tanpa harus melenakan dari tugasnya.membantu memasarkan koran.

Fasilitas-fasilitas yang diberikan untuk mereka antara lain.
1. Tunjangan tiap 2 bulan (untuk yang punya pelanggan), 1 bulanan untuk yang menjual secara eceran. Jumlahnya pun bervariasi, tergantung dari jatah koran rata-rata tiap hari yang mereka bawa, dikalikan persentase biaya promosi untuk loper kita tiap bulannya.
2. Asuransi, baik asuransi kecelakaan, kesehatan ataupun asuransi jiwa. Tetapi sayang hanya mereka yang berusia
18-50 tahun yang mampu tercover. Biaya juga diambilkan dari biaya promosi.
3. Wisata, atau acara berkumpul-kumpul plus makan gratis. Acara tersebut sudah selama 2 tahun ini tidak dilakukan,
sayang sekali, padahal ini adalah cara efektif untuk mendekatkan diri antara penerbit dengan loper secara langsung.
4. Rompi, kaos, Angkringan (tempat memajang/ etalase) dan yang lainnya..

1 (satu) Pelanggan sangat berarti sekali bagi mereka yang rata-rata dari orang berpenghasilan kecil (tentu juga bagi penerbit).
Tiap bulan mereka mendapatkan keuntungan yang sangat sedikit.
perhitungannnya begini.
Diasumsikan harga dasar koran Rp. 2300,- per eksemplar.
Harga Berlangganan Rp.85.000,- per bulan.
Maka dalam 1 bulan harga pokoknya= 30 hari X 2300(harga koran) X 1 (jumlah pelanggan)= Rp.69.000
jadi, keuntungannya = Rp.85.000 - 75.000 = Rp.16.000
Jumlah yang kecil tapi sangat berarti bagi anda yang biasa berbisnis (selisih Rp.1 pun akan dihitung).
Itu belum termasuk pula tunjangan yang diterima oleh dia dari penerbit.

Jika rata-rata minimal tiap loper membawa 10 koran maka keuntungan kotornya Rp.16.000 X 10 = Rp.160.000
ditambah tunjangan +/- Rp.20.000,- dari penerbit, dikurangi biaya transportasi 1,6 liter= Rp.10.000 untuk
3 hari (jarak 30 km dalam kota), maka pengeluaran untuk biaya bensin 30/3 X 10.000 = 100.000,-,
maka otomatis mereka dapat keuntungan Rp.80.000 dari penjualan koran per bulan.

Tentu diatas perhitungannya anda merugi jika loper cuma punya 1 barang/ produk koran, ditambah biaya
bensin yang boros, plus jumlah pelanggan yang hanya sedikit..

Jika loper menjual secara eceran, maka keuntungan akan semakin bertambah, tinggal menambahkan Rp.1200,- keuntungan
per eksemplar jika anda berjualan dari jam 4- 10 pagi, dan Rp.700 jika anda menjual di atas jam 10 pagi.
Anda hitung sendiri sajalah..

Keuntungannya menjadi lain jika anda menjadi agen, tentu tak akan saya gamblangkan disini karena menyangkut rahasia tiap penerbit. Dengan perhitungan sederhana tersebut cukup untuk memberi gambaran keuntungan penjualan koran dari sisi Loper.
masih tertarik menjadi loper??