About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain

Apakah pemeluk Islam ,mampu Merefleksikan Rahmatal,lil'alamin??

Bismillahirrohmanirrohiim..

Saya berkali-kali mampir di masjid, musholla kecil, surau, langgar atau bisa dibilang jauh dr kelayakan sebuah tempat sholat. Dari perjalanan saya ke Jawa Tengah dan seputar Jatim Barat, masjid adalah pilihan utama untuk sejenak melepas lelah, dan apabila sudah masuk waktu sholat.

Seringkali, saya kerepotan untuk sholat, karena :
1. Masalah parkir. Parkirnya tak senyaman warung makan atau SPBU yang luas dan rindang.
2. Gerbangnya kerapkali besar dan berpagar rapat, sehingga kesulitan masuk. Itupun jg berpengaruh terhadap pandangan orang. Artinya, sering kelewatan atau tidak terlihat sebagai masjid.
3. Kamar mandinya teramat kotor, bau pesing dan tidak tersedia cukup air, sehingga mengganggu kenyamanan..

dan ada Tulisan yang sangat mengganggu :

"DILARANG TIDUR DI MASJID/ MUSHOLLA"


sejak kapan kita "GAK BOLEH MERASA NYAMAN" Di rumah Allah???
bila dirasa amat mengganggu toh yg terasa terganggu khan si manusianya.. Gusti Allah gak akan mempermasahkan "TIDUR" kita..
Tidur adalah salah satu "Nikmat urga" yang diturunkan ke Bumi.

Belum lagi bila kita Sholat di (maaf)tempat orang sekuler.
Kita selesai sholat, maka lantainya akan langsung di pel..
jijik mereka dengan "kafir".. Subhanallah..

Masjid.. oh Masjid..
Sudah kau dibangun dengan cara meminta-minta sumbangan di jalan, masih direpotkan pula dengan aturan2 diluar syariat,Fiqh dan akhlak yang membatasi peribadatan umat Tuhan mu yang akan menggunakan dirimu sebagi sarana pendekatan terhadap-Nya..

Mari kita pelajari kembali, apa yang halal, haram, makruh dan sunnah yang bisa dilakukan di Area mulia bernama Masjid..

Alhamdulillah..

Satu Desa Satu Penyuluh Pertanian, Bullshit!!!


Mulai tahun 2007, pemerintah melalui Dinas Pertanian mengangkat THL PPL (tenaga Harian Lepas Penyuluh pertanian lapang). Banyak hasil positif didapat dari program tersebut,terutama adalah tercapainya swasembada beras pada tahun 2008. Setelah beberapa dekade Indonesia mengimport beras, akhirnya masa tahun 1984 dapat tercapai kembali.

Keberhasilan Anton Apriyanto dalam memimpin Deptan membuka angin segar bagi pembukaan kembali Penerimaan Tenaga THL pada tahun-tahun berikutnya. Hal tersebut guna memenuhi Program Satu Desa, satu Penyuluh pertanian.

Efektifkah???

Selama ini saya sering sekali dan memang harus bersinggungan dengan PPL. Sebagai pengembang areal kerjasama antara perusahaan dengan petani, PPL lah jalan yang memang kita tempuh. Akan tetapi bukan PNS namanya jika tidak adabanyak minusnya.

1. Staf kantor baru ada jam 11 siang, memang bisa dimengerti karena mereka orang lapang. Jadi saya seringkali harus jalan-jalan dahulu ataupun nyantai dahulu di hotel sebelum bisa ketemu mereka.
2.Uang.. uang... dan uang..., TIDAK SEMUA,tetapi kebanyakanmereka selalu beranggapan bahwa bila ada proyek pasti ada uang. Padahal, di swasta kita harus banting tulang dahulu sebelum bisagajian. HARUS mau MENANAM DULU SEBELUM BISA MEMANEN.
Kita pun tak menutup mata atas keringat mereka, tapi "Buktikan dulu dong kerjanya!!!"
3.Seringkali informasi tak tersampaikan ke petani. Berkali-kali kita harus turun sendiri ke poetani agar mereka sekedar mendengar informasi tentang teknologi baru. Ini terbukti pada saat saya sharing dengan petani, banyak petani loh...
4.Ke kantor hanya untuk duduk-duduk, ngopi, baca koran. Walah.........
5. Berusaha menghambat kerja kita (ancaman, kata kasar), jika tak ada upeti (asem!!!)


So???
Swadembada sih iya tapi "Mental" aparaturnya juga diperbaiki donk!!!!!

"TER" versi Saya

Selama 4 bulan ini saya sering bolak-balik Jateng dan Jatim yaitu, Kediri -Malang -Yogya -Banyumas-Purwokerto -Cilacap -Brebes - Tegal(Slawi) - Pekalongan - Semarang ada beberapa kota yang pantas mendapat "Anugerah "TER" versi saya".

1. Termacet Yogya.
2. Tersemrawut PKLnya Pemalang.
3. Terkorup Polantasnya Ngawi.
4. Terbersih Toilet Masjidnya Purwokerto.
5. Ternyaman kotanya Bumiayu,Brebes.
(apalagi jika anda melewati bypassnya, terhampar pesona pemandangan alam Gunung Slamet)
6. Terngeyel/Orangnya kolot Purwokerto.
7. Termudah jalannya/tidak gampang tersesat bagi pendatang Solo.
(karena banyak dan jelas penunjuk jalannya).
8. Tersusah jalannya/ Banyak RAMBU JEBAKAN Pare, Kediri (Hometown perush saya)
9. Teraneh rasa makanannya Tegal-Brebes (semua serba pake bawang goreng)
10. Kota tak pernah TERlupakan , tetep Yogyakarta dunk.
11. Terrusak jalannya Demak!!!
12. Lebih terrusak lagi alias 90% jalan daerahnya rusak Purwodadi, Grobogan.